05 November 2008

IF YOU'RE NOT A NATURAL BORN SALESMAN

Inget, nggak? Waktu masih kanak-kanak, kita sering berangan-angan, kalo udah gede mau jadi apa. Jadi insinyur? jadi dokter... Ato jadi presiden He he he...
Tapi, kenyataannya, apa yang kita cita-citakan, seringkali jauh banget melencengnya dengan apa yang terjadi kemudian.

Saat ini, aku kerja sebagai supervisor marketing. Tau marketing kan? Mungkin dalam ilmu ekonomi, marketing dikit beda and... tentu saja ruang lingkupnya lebih luas dari sekedar kegiatan menjual. Tapi buat aku, istilah marketing sih, cuman lebih keren dikit lah dibanding sales. He he he... (just kidding)

Aku masih inget, sewaktu kecil dulu sering banget aku liat para salesman yang keluar masuk di toko kepunyaan babe, minta orderan.
Verkoper, gitu istilah yang dipake babe kalo nyebut salesman.
Beberapa verkoper kayaknya sudah akrab banget ama babe, mereka sering diajak ngobrol sampe malam sambil nonton TV di rumah. Mungkin mereka ini sudah lama berhubungan bisnis ama babe, sehingga gampang dapet order.
Tapi, banyak juga loh salesman-salesman baru yang ditolak babe secara halus waktu mencoba berusaha nawarin barang jualannya. Beberapa langsung ngeloyor pergi, tapi banyak juga yang pantang menyerah.
Karena aku masih culun saat itu, aku cuman bisa mikir, kasian banget... tuh orang. Kenapa sih, babe gak iba ama mereka. kasih orderan dikit kan' gak apa. Hi hi hi...

Nah, sejak itu aku tetapkan hati, salesman adalah profesi yang harus aku hindari kelak bila telah dewasa. Ha ha ha... kebangetan tuh!

Tetapi...
Siapa yang nyangka, justru kerjaan perdana yang aku dapet setelah putus kuliah di tahun 96' justru sebagai salesman di sebuah kantor cabang perusahaan elektronik. Nah lo...

Sebagai seorang yang bukan a natural born salesman, sudah tentu bikin aku jalan terseok-seok. Apalagi tugas pertamaku adalah menjual LCD video projector dan viewcam (video camera spesies baru punya Sharp) langsung ke end user, produk-produk kelas berat yang belum trend waktu itu.
Masih inget jelas neh, pengalaman menyakitkan pas aku coba ngajuin penawaran ke proyek pembangunan Westin Hotel (JW Mariott sekarang). Manajer purchasingnya yang cewek, item dan jelek itu nanggepin aku dengan super ketus gara-gara belum bikin appointment lebih dulu. Bahkan, tega-teganya dia ngelemparin lembar proposalku. Sialan..., padahal ngantrinya luaaaama bok!
Untung, menjelang motivasiku drop sampe dasar, bossku bermurah hati untuk memindah-tugaskan aku ke divisi sales dealer.

Sejak saat itu tugasku adalah nawarin barang ke toko-toko yang telah ditunjuk sebagai dealer. Persis verkoper yang dulu aku liat di toko babe. He he he... ini namanya kebetulan atau kualat neh?

Tugas sebagai salesman dealer lebih mengandalkan kemampuan untuk bersabar dan kepintaran untuk membuat langganan-langganan suka n' sayang ama kita, ketimbang keahlian menjual. Terus terang aja aku sedikit beruntung, merek produk yang aku jual saat itu, itung-itung masih tergolong market leader. So, gak banyak memerlukan manuver-manuver berbahaya. Cocok untuk rookie striker kayak aku ini.

Pokoknya, gak butuh waktu lama deh. Tiba-tiba aja caraku mendandani penampilan banyak berubah ketimbang style-ku yang semula acak-acakan. kayaknya mulutku juga makin lancar berkicau. Aku jadi punya banyak kenalan boss-boss pemilik toko yang hampir tiap hari jadi temen ngobrol, selain tempat nyari orderan. Lama-kelamaan, aku mulai terbiasa untuk mencintai pekerjaan ‘terkutuk’ ini. Lucu ya…

Suatu hari kelak, aku baru menyadari, pengalaman yang satu ini kayak batu pijakan untuk lompatan-lompatan selanjutnya buatku….

“Yang kita butuhkan untuk berhasil bukan sebuah Bakat, melainkan Kesempatan, Kemampuan dan Kemauan untuk memulai”

Publikasi ulang dari www.anthonyharman.com

3 Komentar:

Unknown mengatakan...

Berarti kisah loe nyadarin gw kalo gw gak sendirian seperti itu..
memang first time gw juga kagok dgn cara kerja yang sering tidak mendapatkan respon yang baik,serta hal hal yang menjatuhkan..
tapi seiring dengan pengalaman yang berjalan jiwa gw bisa handle tantangan job ini.
Buat yang cinta petualangan, profesi ini suatu hal yang menarik dimana disini kita akan melihat manusia dari sisi pandang berbeda dan strategi catur yang tangguh.

Anonim mengatakan...

salesman di daerah sy byk bener mas. malah mereka suka nipu lg. ditolak secara halus, mereka malah tambah ngotot maksanya

Anonim mengatakan...

wedew...salesman...ga deh...
mereka suka maksa mas.
kdg mereka ga tau etika jg.
jd serba salah..

Posting Komentar

Jangan sungkan2 untuk mengemukakan pendapat anda di sini