19 Agustus 2008

Prologue

StrikerPenjualan, bagian yang paling vital dari sebuah perusahaan. Bagi saya, mereka yang berkecimpung di divisi ini, adalah ujung tombak dari semua bagian yang ada dalam sebuah badan usaha. Saya rasa, tidak terlalu berlebihan bila mati hidup sebuah perusahaan bergantung kepada kuat atau tidaknya divisi penjualannya.

Bagi kebanyakan orang, pekerjaan sebagai seorang salesman mungkin sebuah profesi pilihan terakhir, yang terpaksa ditekuni apabila tidak ada pilihan lain yang lebih baik.

Beberapa perusahaan, sering menentukan standard gaji yang sangat minim bagi karyawan yang bekerja di divisi penjualan ini. Mungkin dengan alasan, lebih baik memperbesar komisi daripada gaji mereka, yang artinya, salesman harus menjual lebih banyak lagi untuk bisa memperoleh penghasilan yang lebih baik.

Standar penilaian hasil kerja yang lebih mudah diukur dan cenderung bersifat individual inilah yang membuat profesi salesman ini sangat menantang untuk ditekuni.

Saya menghabiskan separoh lebih karir saya di bidang ini. Pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Mulai dari produk yang mudah laku untuk dijual, hingga mempertaruhkan kemampuan ke produk yang paling sulit sekalipun. Berkumpul dengan rekan-rekan seprofesi. Mengamati cara mereka menikmati pekerjaan, mengamati cara mereka bergaul, mengamati cara mereka menyelesaikan suatu masalah. Hingga terkadang muncul beberapa orang yang benar-benar lulus dari ujiannya untuk menjadi pemenang.

Saya sering mengumpamakan salesman-salesman ini sebagai pemain dalam sebuah liga sepak bola profesional. Ada yang seumur hidupnya bermain di divisi tiga, ada yang berhasil memperbaiki karirnya dan ditransfer ke divisi yang lebih bergengsi. Ada juga beberapa yang pantang menyerah, menemukan moment yang paling istimewa dan mendobrak karirnya untuk berlaga di premiership.

Saya jadi ingat film "Goal" yang dibintangi Kuno Becker. Dalam film tersebut, seorang scout berkata, “I used to spend a whole time, on muddy days, watching young lads clogging the shite out of each other. And just once in a while, there’d be one that’d come along and lift your heart.”

Bagaimanapun juga, apapun produk yang mereka tangani, di perusahaan manapun mereka berkarir, seberapa sedikit gaji yang mereka terima, seberapa berat tantangan yang mereka hadapi… Berani menerima tantangan untuk bertarung di bidang penjualan bagi saya adalah merupakan sebuah kebanggaan tersendiri.

This Blog is dedicated to the man who dare to take that challenge…
Because I’m very proud for ever be the one of them.

1 Komentar:

Unknown mengatakan...

Weh... saya juga dulu jadi salesman juga loh... :D salam kenal juga :D

Posting Komentar

Jangan sungkan2 untuk mengemukakan pendapat anda di sini